Wednesday, 31 July 2013

Cara Mudah Membuat Website Sendiri Dengan Metode Copy --> Edit --> New Style --> Publish

          
         
            Siapa yang tidak kenal google? Di era global seperti saat ini, kehadiran google sebagai mesin ajaib pencari informasi yang sangat dibutuhkan oleh mayoritas pengguna jasa komunikasi berbasis Web. Dengan begitu banyak informasi yang bisa diperoleh, google menjadi icon search engine terpopuler abad ini. Dengan begitu banyak pengguna jasa yang memakainya, setiap tahun google memperoleh penghasilan yang luar biasa.

           Siapa bilang membuat website itu sulit? Membuat website sebenarnya hanyalah pekerjaan sampingan dan ringan yang bisa kita lakukan. Pembuatan website, khususnya website dinamis sekarang begitu banyak diminati, lantaran dengan website, promosi usaha dapat di sebar luaskan ke dunia dengan begitu mudah. Pertanyaannya adalah : Bagaimana cara yang mudah untuk membuat website sendiri?

           Banyak aplikasi yang di tawarkan untuk membuat website, malah ada website yang menawarkan pembuatan website hanya dengan klik-klik dan isi saja seperti wordpress atau bloger. Namun dalam Postingan kali ini, ilmu-dewa akan berbagi tips Cara Mudah Membuat Website Sendiri Dengan Metode Copy --> Edit --> New Style --> Publish .

Anda hanya butuh 3 Alat Bantu 

(1). Seperangkat komputer dengan akses internet
(2). Software Dreamwever CS6 (direkomendasikan)
(3). Buku Tutorial Design Web berbasis html merk apa saja

Pertama, Rancanglah tema dari website yang akan anda buat, apakah tema yang anda usung adalah bisnis online, edukasi, olah raga, blog, pemograman, internet, ataupun tentang berita terkini.

Kedua,  cari di google website yang sesuai dengan tema yang anda usung, minimal 3 website yang anda cari. Simpan laman dengan cara Klik kanan pada mouse anda dan pilih Simpan Laman dengan Nama. Sebaiknya simpan dengan format Laman Web, Html Saja.

Ketiga, Siapkan aplikasi pengolah data berbasis web, yakni Dreamweaver CS6 ( direkomendasikan )
buka file open, cari berkas web yang telah anda cari dan simpan tadi, laukan pengeditan kode html dengan panduan buku tutorial design web dan lihat hasil pengeditan pada menu design. Setelah selesai melakukan pengeditan, simpan berkas dengan format html.

Keempat, buka file hasil editan anda tadi dengan Mozilla Firefox atau yang sejenis.

Hasilnya................??  Halaman web hasil editan anda telah jadi.

Catatan : Tips ini hanyalah opini penulis tentang bagaimana Cara Mudah Membuat Website
                 Sendiri  Dengan Metode Copy --> Edit --> New Style --> Publis . Tips ini tidak
                 bermaksud membolehkan anda mencuri hak cipta dari templet atau halaman
                 web orang lain. Hal yang perlu anda ingat, anda bukan menkopi-paste isi konten
                 web yang anda edit, tetapi anda hanyalah mengambil Kode Html yang digunakan,
                 misalnya kode untuk membuat kolom, baris, table, tombol menu, slide bar ,etc.
                 Kode kode html yang anda edit itu memungkinkan anda belajar pengkodean html
                 dengan contoh nyata yang sudah jadi, tidak seperti pada buku tutorial yang hanya
                 menampilkan menu-menu pada dreamwever tanpa memberi contoh real
                 pengaplikasian kode tersebut.


Sekian dari penulis... selamat mencoba   ^(*_*)^

Saturday, 13 July 2013

Proses Air Bebas Mineral ( Demineral Water Process )


       Dalam dunia industri petro kimia, penggunaan air bebas mineral (Demineral Water) merupakan kebutuhan pokok, dimana air jenis ini di pergunakan sebagai umpan ke boiler dalam menghasilkan steam sebagai penggerak pompa turbin. 
             Air demin memiliki peranan vital, karena steam dihasilkan melalui proses perubahan fase air menjadi vapour atau uap air. 


Mengapa harus air demin?

Air merupakan salah satu senyawa yang bersifat korosif terhadap unsur logam tertentu, karena air pada alam bebas banyak mengandung mineral-mineral dari yang sedang hingga mineral berat, antara lain seperti Ca, Mg.
Kandungan kalsium dan magnesium yang tinggi dalam air berpengaruh pada nilai kesadahan air dimana kesadahan ini bisa menyebabkan kerak di ketel uap (boiler) dan akhirnya efisien energi akan rendah.
Mineral-mineral tersebut adalah racun yang harus di buang jika air akan di gunakan sebagai umpan boiler untuk menghasilkan steam guna mencegah korosi pada peralatan, sudu-sudu kompresor, dan line-pipa logam.
Air demin dihasilkan dengan membuang mineral tersebut melalui beberapa tahapan. Bahan baku air demin sendiri adalah air suling atau biasa di sebut Filter Water di dunia industry.

Adapun tahapan proses air suling menjadi air demin adalah sebagai berikut :

A.        Adsorpsi Carbon Filter

Fungsi dari Carbon Filter antara lain :
1.      Menghilangkan bau, rasa, dan warna
2.      Menjernihkan air
3.      Membunuh bakteri-bakteri serta mikroba/protozoa
4.      Menyerap H2S (Sulfida), dan NH4
Pada Saringan Karbon ( Carbon Filter) air suling mengalami proses penjernihan menggunakan Karbon Aktif. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Karbon Aktif digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di bidang pengolahan air, karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti pengolahan/tambang emas dengan berbagai ukuran mesh maupun iondine number. Juga digunakan untuk dinding partisi, penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja. Di balik legamnya, barang gosong itu ternyata sangat kaya manfaat. Karbon aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan polutan mikro misalnya zat organic maupun anorganik, detergen, bau, senyawa phenol dan lain sebagainya.
 Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat - zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif, termasuk CaCo3 yang menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh permukaan arang aktif sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas air yang disaring sudah tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif yang baru.
Untuk mengurangi kesadahan (Hardness) pada air dapat digunakan filtrasi (penyaringan) dengan media karbon aktif yang memiliki sifat kimia dan fisika, di antaranya mampu menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Jenis karbon aktif tempurung kelapa ini sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam air.
Air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat
Proses yang terjadi, Air masuk melalui celah bagian atas dari sebuah Vessel berisi karbon aktif dengan tekanan tertentu dari pompa membuat air masuk kedalam vessel dengan cepat sehingga air suling kontak dengan permukaan karbon aktif. Terjadi proses penyerapan mineral dalam air tersebut selama melalui celah atas menuju celah bawah Vessel menuju Cation Exchanger.. Adapun Mineral yang dihilangkan dalam proses ini antara lain : Ca, Mg, Al, Na.
Karbon Aktif yang sudah jenuh akan mengurangi daya serap mineral, sehingga berakibat lolos nya mineral-mineral tersebut pada proses selanjutnya. Hal ini bisa di atasi dengan cara mengganti karbon aktif jenuh dengan yang baru, namun tentu hal ini tidak ekonomis menimbang harga karbon aktif ini relative mahal. Proses Regenerasi karbon aktif dapat menjadi pilihan bijak. Regenerasi pada karbon filter dan peralatan lainnya akan kita bahas pada artikel lain .

B.        Adsorpsi Cation Exchanger ( Penukar ion positif dengan ion H+ )

Pada Cation Exchanger, ion-ion positif / ion berat akan diserap dengan bantuan Resin Cation Exchanger. Ion-ion yang akan di hilangakan pada proses ini antara lain ; kapur (CaCO3), Magnesium (Mg), Calsium (Ca) . Resin kation biasa digunakan untuk softener (pelembut) terhadap air dengan tingkat kesadahan tinggi (total hardness). Air dengan kesadahan tinggi akan menyebabkan fungsi air untuk proses pencucian atau pembersihan menjadi terganggu.

C.        Adsorpsi Anion Exchanger

Air keluaran Cation Exchanger selanjutkan akan melalui Anion Exchanger guna menukar ion Negatif  OH-
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan resin adalah tingkat kejenuhannya. Karakter utama dari resin adalah cepat sekali terjadi kejenuhan dalam hitungan hari atau minggu tergantung dari tingkat kesadahan air bakunya. Nah jika resin tersebut sudah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi menggunakan larutan HCl encer (33%) untuk resin kation yang difungsikan sebagai kation exchanger (menukar semua kation dengan ion H+) atau menggunakan larutan H2SO4 encer jika resin kation difungsikan sebagai softener yang hanya menukar ion Ca dan Mg dengan ion Na+.

D.        Adsorpsi Mix bed Exchanger

Mix bed Exchanger merupan gabungan antara Cation Exchanger dan Anion Exchanger dalam satu vessel yang terdiri dari dua tingkat, yaitu Cation Exchanger pada tingkat atas dan Anion Exchanger pada tingkat bawah.
Bersama- sama dengan resin kation  dan resin anion dalam mix bed exchanger untuk menghasilkan air dengan tingkat mineral sangat minim yang selanjutnya disebut dengan Air Demin.

Catatan, pada beberapa pabrik dalam industry petrokimia, ada kriteria sehingga air demin bisa di pakai atau sesuai standard, yaitu nilai Conductivity < 25 PPM (part per million), dan nilai kandungan Silica (SiO2) < 0.5 PPM.


 

Pengelasan Basah Dalam Air ( Underwater Welding )


Underwater Welding
Teknologi pengelasan basah bawah air (Underwater Welding) adalah pengelasan yang dilakukan di bawah air, umumnya laut.  sering sekali digunakan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada badan kapal dan perbaikan struktur kapal, konstruksi pipa air, konstruksi pipa minyak dan gas, konstruksi jembatan di atas air maupun konstruksi rig atau pengeboran lepas pantai, bangunan lepas pantai serta konstruksi lainnya yang terendam air.

 Pada pelaksanaannya, pengelasan di permukaan air masih merupakan prioritas utama sedangkan pengelasan ( LAS ) bawah air adalah alternatif lain yang dipilih bilamana tidak memungkinkan untuk dikerjakan di permukaan air. Ada beberapa keuntungan yang didapat dari teknik las dalam air ini, diantaranya adalah biaya yang relatif lebih murah dan persiapan yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding dengan teknik yang lain.

            Kendala pada Underwater Welding
  1. Class, baik DNV atau LR belum menerima teknik ini untuk perbaikan yang sifatnya permanen. Terdapat weld defects yang hampir selalu menyertai (porosity, lack of fusion, cracking) yang memberatkan teknik pengelasan ini untuk tujuan-tujuan perbaikan permanen. Pada perbaikan elemen yang dapat dikatakan kurang penting, class sudah bisa menerimanya sebagai permanen bersyarat yaitu bisa dianggap sebagai permanen asal dalam inspeksi mendatang tidak ditemukan penurunan yang signifikan dari kualitas pengelasan.
  2. Mengacu pada AWS D3.6:1999 yaitu Specification for underwater welding, hasil terbaik yang bisa diperoleh dari teknik ini adalah baru Class B. Hasil seperti ini hanya bisa diterima kalau tujuan pengelasan hanya untuk aplikasi yang kurang penting/kritis dimana ductility yang lebih rendah, porosity yang lebih banyak, discontinuities yang relatif lebih banyak masih bisa diterima. Kalaupun pengelasan ini dipakai biasanya hanya diaplikasikan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya ‘fit for
    purpose’ saja.
  3. Tingginya resiko hydrogen cracking di area HAZ terutama untuk material yang mempunyai kadar karbon equivalent lebih tinggi dari 0.4%. Terutama di Laut Utara, struktur lepas pantainya biasa menggunakan material ini.
  4. Berdasarkan pengalaman yang ada di industri, teknik pengelasan ini hanya dilakukan sampai kedalam yang tidak lebih dari 30 meter.
  5. Kinerja proses shieldedmetal arc (SMA) dari elektroda ferritic memburuk dengan bertambahnya kedalam. Produsen elektroda komersial juga membatasai penggunaannya sampai kedalaman 100 meter saja.
  6. Sifat hasil pengelasan juga memburuk dengan bertambahnya kedalaman, teruatama ductility dan toughness (charpy impact).
  7. Karena kontak langsung dengan air, maka air di sekitar area pengelasan menjadi mendidih dan terionisasi menjadi gas oksigen dan hidrogen. Sebagian gas ini melebur ke area HAZ tapi sebagian besar lainnya akan mengalir ke udara. Bila aliran ini tertahan, maka akan terjadi resiko ledakan yang biasanya membahayakan penyelam.

Perusahaan pengeboran lepas pantai dan indusrti perkapalan adalah konsumen terbesar terhadap jasa pengelasan bawah air ini. Mengingat pengerjaan las bawah air tersebut rentan terhadap resiko kecelakaan terhadap sang welder  seperti mendapatkan electrical shock atau biasa kita sebut kesetrum, gas tabung yang digunakan untuk mengelas didalam laut berpotensi meledak, nitrogen yang digunakan untuk pengelasan bisa terhirup dan bercampur dengan darah welder, hingga resiko karena factor alam bawah laut ( Arus pusaran air laut dan serangan ikan hiu). Resiko pekerjaan yang begitu tinggi sebagai tukang las bawah laut tentunya berbanding lurus dengan hasil atau sallary yang didapat.

Perlu diketahui, di Indonesia sendiri untuk mendapatkan pekerjaan seperti ini tidaklah mudah, mereka harus memiliki sebuah ijin atau sertifikat dari badan yang berwenang. Yaitu sebuah sertifikasi yang dikeluarkan oleh API yaitu Asosiasi Pengelasan Indonesia atau biasa di kenal dengan  (Indonesian Welding Society). Selain itu yang tidak kalah penting juga sertifikasi sebagai penyelam.

Lokasi pendidikan  keahlian pengelasan di bawah air (welding under water) pertama di Indonesia yang masih langka itu berada di Solo Techno Park. Lembaga pendidikan yang didirikan Pemerintah Kota Surakarta didukung Kementerian Perindustrian dan Perdagangan itu bergerak khusus di bidang pengelasan dengan standar internasional. Peserta pelatihan pengelasan bawah air di STP dipatok dalam waktu 2-3 bulan sudah mahir dan bersertifikasi underwater wet welding.

Tak sembarang orang boleh mengikuti pendidikan selama dua bulan itu. Hanya mereka yang bisa berenang, lalu ikut pendidikan menyelam dan sudah memiliki sertifikat menyelam yang boleh ikut pendidikan ini. Syarat itu harus dipenuhi karena resiko pekerjaan tersebut sangat tinggi Materi pelatihan yang diberikan meliputi teknik las umum, teknik dan konstruksi las bawah air, salvage dan penyelaman serta pengelasan bawah air.

Kurikulum pelatihan mengacu pada Manhein University Jerman. Para instruktur merupakan tenaga ahli dari ATMI dan INLASTEK. Untuk beberapa bidang khusus, STP juga mendatangkan tenaga expert dariJerman. Fasilitas pelatihan yang pengadaannya didukung penuh oleh Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi terdiri dari mesin untuk las octogen, MIG/MAC/TIG, electric (MMA) perlengkapan las bawah
air (UW), mesin uji radiografi, tensile test, impact, magnetic test, dye penetrant test dan X-ray test.

Disediakan pula kolam praktek bawah air berukuran 8×8 meter dengan kedalaman 10 meter. Hingga kini, STP telah menghasilkan 80 tenaga ahli pengelasan bawah air. Biaya pelatihan memang cukup tinggi yakni Rp 15 juta. Namun biaya ini sepadan dengan pelatihan dan hasil yang didapatkan, karena ahli pengelasan bawah air masih sangat dibutuhkan dan tergolong tenaga mahal. Kebanyakan yang mengikuti pelatihan berasal dari berbagai perusahaan shipyard di Semarang, Jakarta dan Surabaya. Sebelum ada STP, biasanya mereka mengikuti pelatihan seperti ini di Qatar atau Thailand.

Biaya kursus pendidikan pengelasan bawah air selama dua bulan Rp 15 juta, tetapi bila ditambah kursus menyelam sampai memiliki sertifikat menjadi Rp 18 juta. Namun, jangan melihat biaya yang harus dikeluarkan sebab ahli las bawah air selalu menjadi rebutan konsumen yang biasanya bergerak di bidang perkapalan dan pengeboran minyak di laut.

Metode Pengelasan pada Pengelasan Bawah Air

Metode perbaikan akan dibutuhkan seperti pengelasan bawah air (underwater welding). Dua kategori utama pada teknik pengelasan di dalam air adalah pengelasan basah (Wet Underwater welding) dan pengelasan kering (Dry Underwater Welding).

Metode Pengelasan Basah (Wet Underwater Welding)
Dimana proses pengelasan ini berlangsung dalam keadaan basah dalam arti bahwa elektrode maupun benda berhubungan langsung dengan air. Applikasi pengelasan sampai kedalaman 150 m. Metode pengelasan memberikan hasil yang kurang memuaskan, disamping memerlukan welder yang memiliki keahlian menyelam yang tangguh dan memerlukan pakaian khusus untuk selam, gelembung gas yang terjadi selama proses pengelasan akan sangat mengganggu pengamatan welder tersebut. Adapun proses pengelasan yang dipakai SMAW, FCAW dan MIG.

Shielded metal arc welding (SMAW) adalah proses pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik antara penutup metal (elektroda). SMAW merupakan pekerjaan manual dengan peralatan meliputi power source, kabel elektroda, kabel kerja (work cable), electrode holder, work clamp, dan elektroda. Elektroda dan system kerja adalah bagian dari rangkaian listrik.


Flux cored arc welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk inti tengah / pelindung inti tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW. Sumber energi pengelasan yaitu dengan menggunakan arus listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau rectifier. FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk.

Metode Pengelasan Kering (Dry Underwater Welding)
Metode pengelasan ini tidak berbeda dengan pengelasan pada udara terbuka. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan suatu peralatan yang bertekanan tinggi yang biasa disebut dengan Dry Hyperbaric Weld Chamber, dimana alat ini secara otomatis didesain kedap air seperti layak desain kapal selam. Applikasi pengelasan sampai kedalaman 150 m kebawah. Seorang welder /diver sebelum menjalankan tugas ini tidak boleh langsung terjun pada kedalaman yang dituju, tetapi harus menyesuaikan terlebih dahulu step by step tekanan yang terjadi pada kedalaman tertentu sampai dapat menyesuaikan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang dituju, otomatis untuk pengelasan 1 joint bisa memakan waktu yang cukup lama.

Pemecahan Masalah dari Underwater Welding
Meskipun ada beberapa kendala yang membuat pihak industri yang enggan untuk memakai teknik pengelasan ini, sebenarnya terdapat beberapa usaha perbaikan yang telah dilakukan, baik dalam teknik pengelasan maupun mutu elektrodanya, yaitu
  1. Hydrogen cracking dan hardness di area HAZ bisa diminimalisasi atau dihindari dengan penerapan teknik multiple temper bead (MTB). Konsep dari teknik ini adalah dengan mengontrol rasio panas (heat input) diantara lapisan-lapisan bead pengelasan. Pengontrolan panas ini, ukuran bead pada lapisan pengelasan pertama harus disesuaikan sehingga penetrasi minimum ke material bisa didapat. Begitu juga untuk lapisan yang kedua dan seterusnya. Terdapat tiga parameter yang mempengaruhi kualitas pengelasan dalam penerapan MTB ini, yaitu jarak antara temper bead, rentang waktu pengelasan, dan heat input.
  2. Teknik buttering juga bisa digunakan terutama untuk material dengan CE lebih dari 0.4%. Elektroda butter yang digunakan bisa elektroda yang punya oxidizing agent atau elektroda thermit.
  3. Pemakain elektroda dengan oxidizing agent. Agent ini akan menyerap kembali gas hidrogen atau oksigen yang terserap di HAZ.
  4. Pemakaian thermit elektroda juga bisa digunakan. Elektroda jenis ini akan memproduksi panas yang tinggi dan pemberian material las (weld metal) yang sedikit sehingga mengurangi kecepatan pendinginan dari hasil pengelasan oleh suhu di sekitarnya sehingga terjadi semacam proses post welding heat treatment.
  5. Elektroda berbasis nikel bisa menahan hidrogen untuk tidak berdifusi ke area HAZ. Sayangnya hardness di area HAZ masih tinggi dan kualitas pengelasan hanya baik untuk kedalaman sampai 10 meter.

Perlu untuk diketahui dalam 1jam Welder bisa dibayar hingga US$ 200 ( Kisaran Rp2.000.000 ). Jika dalam sehari Welder bekerja 8 jam itu artinya mendapatkan penghasilan Rp 16.000.000,- perhari. Dan jika kita kalikan 22hari kerja saja dalam satu bulan maka seorang “welder” dapat menghasilkan Rp 352.000.000,- perbulan!


Sumber :


Thursday, 11 July 2013

Teknik Mengelas dengan Gas Argon sebagai Gas Pelindung.

Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.

Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.

Teknik pengelasan dengan las argon tergolong baru dalam dunia welding. Teknik ini tergolong dalam TIG Welding (Tungsten Inert Gas) yaitu proses pencampuran bersama logam reaktif seperti magnesium dan aluminium. Untuk mengoperasikannya butuh panas stabil. Titik didihnya lebih dari 3.000 derajat celcius. Ini yang menjadikan molekul besi bisa menyatu dan hasil lasnya lebih rata.
Jenis gas pelindung biasanya digunakan untuk las TIG adalah argon , helium , atau kombinasi keduanya. Jika digabungkan, kedua gas dapat menjamin kecepatan pengelasan yang lebih tinggi dan penetrasi pengelasan. Argon paling banyak digunakan dalam pengelasan TIG karena argon lebih berat daripada udara dan menyediakan cakupan yang lebih baik pada saat pengelasan.
Teknik pengelasan argon sering dianggap paling sulit dari semua proses pengelasan umum yang digunakan dalam industri. Karena tukang las harus mempertahankan panjang busur pendek/pakan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencegah kontak antara elektroda dan benda kerja.

Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain

Sumber api , menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo (inverter). Pada pengelasan karbit maka sumber apinya adalah gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las acetilin, gas acetilin digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat sumber api.
Sinar las, welder/operator las pada las argon wajib hukumnya pake kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan, ini disebabkan sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangat terang, makanya digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk mengurangi silau pada mata, supaya cairan logam bisa terlihat jelas supaya bisa diarahkan. Tanpa menggunakan masker las mustahil mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar, yang ada mata kamu akan menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih.
Alasan penggunaan
Bersih dibanding pengelasan acetilin, las karbit maupun elektroda, karena gas argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir nggak ada polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan pada material yang dilas hasil pengelasan pun bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak.
Rapih dan teliti, hasil pengelasan sangat mungkin rapi dan teliti, bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan tampilan/perfomace, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi.
Untuk pengelasan stainless steel (SS), ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las acetilin dan karbit tidak bisa digunakan buat ngelas SS, sedangkan las elektroda/stick masih bisa digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih, itupun masih meninggalkan percikan yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.