Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.
Teknik pengelasan dengan las argon tergolong baru dalam dunia welding. Teknik ini tergolong dalam TIG Welding (Tungsten Inert Gas)
yaitu proses pencampuran bersama logam reaktif seperti magnesium dan
aluminium. Untuk mengoperasikannya butuh panas stabil. Titik didihnya
lebih dari 3.000 derajat celcius. Ini yang menjadikan molekul besi bisa
menyatu dan hasil lasnya lebih rata.
Jenis gas pelindung biasanya digunakan untuk las TIG adalah argon , helium
, atau kombinasi keduanya. Jika digabungkan, kedua gas dapat menjamin
kecepatan pengelasan yang lebih tinggi dan penetrasi pengelasan. Argon
paling banyak digunakan dalam pengelasan TIG karena argon lebih berat
daripada udara dan menyediakan cakupan yang lebih baik pada saat
pengelasan.
Teknik pengelasan argon sering dianggap paling sulit dari semua
proses pengelasan umum yang digunakan dalam industri. Karena tukang
las harus mempertahankan panjang busur pendek/pakan dan keterampilan
yang diperlukan untuk mencegah kontak antara elektroda dan benda kerja.
Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain
Sumber api , menggunakan sumber api yang
berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo
(inverter). Pada pengelasan karbit maka sumber apinya adalah gas yang
dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las acetilin, gas
acetilin digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat sumber api.
Sinar las, welder/operator las pada las
argon wajib hukumnya pake kedok/masker safety pada saat melakukan
pengelasan, ini disebabkan sinar yang dipantulkan oleh sumber api
listrik sangat terang, makanya digunakan masker yang dilengkapi kaca
hitam yang dirancang untuk mengurangi silau pada mata, supaya cairan
logam bisa terlihat jelas supaya bisa diarahkan. Tanpa menggunakan
masker las mustahil mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai
standar, yang ada mata kamu akan menjadi bengkak dan berair, serta
terasa pedih.
Alasan penggunaan
Bersih dibanding pengelasan
acetilin, las karbit maupun elektroda, karena gas argon yang digunakan
untuk mendukung proses pengelasan hampir nggak ada polusi, hanya
mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan pada material yang dilas hasil
pengelasan pun bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan
percikan logam maupun kerak.
Rapih dan teliti, hasil pengelasan sangat
mungkin rapi dan teliti, bisa menjangkau posisi sempit tanpa
mengorbankan tampilan/perfomace, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan
lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan 50mm atau
lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi.
Untuk pengelasan stainless steel (SS), ini
mungkin akan jadi alasan utama, karena las acetilin dan karbit tidak
bisa digunakan buat ngelas SS, sedangkan las elektroda/stick masih bisa
digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih, itupun masih
meninggalkan percikan yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak
disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung
dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.
No comments:
Post a Comment